Di pagi yang cerah ini Kita merayakan Iedul Adlhha, ‘Iedul Qurban atau sering disebut ‘Iedul akbar. Segenap masyarakat Muslim mengumandangkan Takbir, Tahmid dan Tahlil, Mengagungkan Allah, memuji Kebesaran Allah sebagai tanda syukur kita kepada Allah SWT.
Ada dua peristiwa mulia dan agung pada bulan dzulhijah, yaitu disyariatkannya kurban dan kewajiban melaksanakan Haji, yang keduanya merupakam syariat yang berasal dari sejarah kehidupan Nabiyullah Ibrahim As.
Dimulai ketika para malaikat yang dipelopori oleh Jibril As. Bertanya kepada Allah Swt.” Ya Allah, mengapa Engkau memberi gelar khalilullah (kekasih Allah) kepada Ibrahim, padahal ia selalu sibuk dengan kekayaan dan urusan keluarga, bagaimana mungkin dia dengan kesibukannya itu pantas menjadi kekasih-Mu?” Allah Swt. berfirman, “Janganlah kalian menilai hamba-Ku Ibrahim dengan ukuran lahiriah, tapi lihatlah isi hati dan amal baktinya. Tiadalah dihati kkekasih-Ku itu rasa cinta selain kepada-Ku. Bila kalian ingin mencoba, ujilah dia.” Maka segera malaikat Jibril As. Mendatangi Nabi Ibrahim untuk menguji dengan berbagai ujian, yang ternyata memang terbukti bahwa kekayaan dan urusan keluarganya sedikit pun tidak membuat dirinya lalai mengabdi kepada Allah.
Kemudian, ketika Allah Swt.sendiri berkenan menguji Nabi Ibrahim dengan perintah menyembelih Ismail, anaknya yang tersayang, beliau pun dengan tabah dan tawakal menerima perintah itu, sehingga kisah kejadiannya diabadikan oleh Allah dalam Al-quran : (QS. Ash-shofaat : 102-110)
Meskipun ketiganya; Ibrahim, Ismail, dan Hajar selama peristiwa itu dibujuk oleh Iblis untuk membatalkan niat Ibrahim, namun semuanya tetaplah teguh. Bahkan semuanya mantap.
Setiap hari raya Idul Adha, Rosululloh SAW membeli 2 ekor domba yang gemuk, bertanduk, berbulu putih bersih, beliau mengimami Shalat Ied dan berkhutbah. Sesudah itu beliau mengambil seekor dari domba itu dan meletakkan telapak kakinya disisi tubuh domba seraya berdoa :
” Ya Allah, terimalah ini dari Muhammad dan keluarga Muhammad”,
lalu beliau Sendiri menyembelih domba tersebut.
Sesudah itu beliau membaringkan domba yang lain dan berdoa :
” Ya Allah, Terimalah ini dari Muhammad dan ummatku yang tidak mampu berkorban ”
sebagian dagingnnya dimakan oleh Rosululloh SAW dan keluarganya dan sisanya semuanya dibagikan kepada orang-orang miskin. (Hadist ini diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu majjah, Abu Dawud dan Attarmidzi, dalam Nayl Al-Awthar 5:197-200)
berdasarkan riwayat ini , para ulama menetapkan Ibadah Qurban sebagai Sunnah Mu’akkadah (Sunah yang sangat penting). Sejak saat itu setiap tahun di seluruh dunia Islam Binatang-binatang ternak disembelih pada hari Qurban
Tentu, berbeda dengan upacara persembahan pada agama-agama di luar Islam. Di dalam Islam daging Qurban dinikmati sebagian oleh pelaku Qurban, dan sebagian lainnya dinikmati oleh faqir miskin. Tidak sekeratpun daging itu diberikan kepada Tuhan. AllahSWT berfirman :
Artinya : “ Tidak sampai kepada Allah daging dan darahnya, tetapi yang samapai kepada-Nya hanyalah ketaqwaan kamu. (Qs. Al-Hajj : 37) “
QURBAN, secara harfiah berarti “ Mendekatkan “ dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mendekatkan diri kepada sesama manusia, khususnya mereka yang sengsara. Mendekatkan diri kepada Tuhan, sang Pemberi Berkah, Pemberi Selamat, Pemberi Rizki dan Pemberi Umur
Ketika Nabi SAW yang mulia mengatasnamakan Qurbanya untuk dirinya, keluarganya dan semua umatnya yang tidak mampu. Ia menegaskan Ibadah Qurban sebagai Ibadah sosial. Ibadah Qurban bukan sekedar Ritual persembahan utuk meningkatkan kualitas Keagamaan / Spiritual seseorang, bukan hanya cara untuk memperoleh kepuasan batin karena sudah naik ke langit, bukan juga kesempatan buat orang kaya untuk menunjukkan kesalehan dengan harta yang dimilikinya. Lebih dari itu, dengan Ibadah Qurban diharapkan seorang mukmin memperkuat kepekaan sosialnya, Naik ke langit dengan Memakmurkan bumi. Inti Qurban mendekatkan diri kepada Allah, memiliki toleransi. Qurban yang diterima sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah Qurban yang didasarkan pada ketulusan dan keikhlasan. Tengoklah kebelakang dalam Tarikh Islam Betapa besar pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail As. Kesalehan dan ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terhadap ujian Allah sulit ditandingi peristiwa lain dalam sejarah peradaban manusia. Ujian Ketauhidan dan pengorbanan terbesar dalam sejarah manusia tentu bukan hanya untuk dikagumi manusia.
Sisi lain dari pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail merupakan hasil Taffakur / hening dan berenung diri untuk menghayati segala kebesaran Illahi. Itulah WUKUF pertama yang dilakukan oleh keluarga Nabi Ibrahim AS. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan Ibadah haji pada ( tanggal 9 dzulhijjah lalu) , bersama Jutaan Umat Islam dari seluruh penjuru dunia, di padang yang sangat luas dan gersang (Padang Arafah, disekitar Jabal Rahmah ) dengan mengenakan pakaian yang paling sederhana (2 helai kain putih) seperti pakaian yang akan dikenakan kelak kalau hendak dimakamkan, peristiwa itu harus dilakukan oleh setiap jamaah haji tanpa kecuali siapapun dalam kondisi apapun meski dalam keadaan sakit dan parah, mereka lepaskan segala bentuk kebesaran, kebanggaan yang mereka miliki di dunia, baik itu pangkat, jabatan, derajat, kekayaan, dan lain-lain. Kita doakan semoga mereka menjadi Haji Yang Mabrur dan menjaga kemabrurannya.
Ibadah Qurban mencerminkan pesan Islam : Kita dapat mendekatkan diri dengan Allah, bila kita mendekatkan diri dengan saudara-saudara kita yang kekurangan.
Allah SWT berfirman :
Artinya : “...Lalu makanlah sebagian dari dagingnya dan beri makanlah (dengan daging yang lainnya) orang-orang miskin, fakir yang sengsara. “(QS.Al-Hajj : 28)
Bila kita memiliki kenikmatan, kita disuruh berbagi kenikmatan itu dengan orang lain.
Jika Ibadah Puasa mengajak kita untuk merasakan lapar seperti orang-orang miskin, Maka Ibadah Qurban mengajak orang-orang miskin untuk merasakan kenyang seperti kita.
Mungkin banyak diantara kita berupaya mendekatkan diri kepada Allah SWT hanya dengan mengisi masjid-masjid, musholla atau rumah-rumah ibadah yang sunyi, Mereka lupa, Islam juga menganjurkan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengisi perut-perut yang kosong (atau kekurangan makan) yaitu perut-perut oarng fakir miskin. Inilah esensi ajaran Islam
Islam yang menebarkan Kasih sayang dan Kedamaian.
Ketika Musa AS bertanya “ Ya. Allah, di mana aku harus mencari-Mu? “
Allah SWT menjawab, “ Carilah Aku di tengah-tengah orang-orang yang hatinya hancur”
Ketika Rasulullah SAW berdo’a di kebun Utbah bin Rabi’ah, Beliau memanggil Allah dengan sebutan
(Wahai Tuhan yang melindungi orang-orang yang tertindas)
Allahu Akbar-Allahu Akbar, Allahu Akbar
Marilah Iedul Adha ini kita jadikan I’tibar (pelajaran ) bagi kita kaum muslimin untuk merajut kembali Kebersamaan, rasa Teposliro, Kesetiakawanan sosial,gotong royong, mengasah kembali kepekaan sosial kita, Tanggap terhadap penderitaan kawan, saudara sahabat, tetangga dan sesama manusia. Apalagi akhir-akhir ini bangsa Indonesia sedang ditimpa krisis identitas. Yaitu hilangnya nilai nilai luhur bangsa yang sesuai dengan ajaran islam Tentu ada Hikmah dan rahasia dibalik berbagai macam peristiwa yang meyebabkan adanya krisis identitas yang sedang di alami bangsa kita Semua itu tidak bisa lepas dari Kehendak & Kekuasaan Allah SWT.
Dari peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail serta St. Hajjar. Kiranya kita perlu merenungi kembali kesucian keagamaan kiita ini.
Betapa pentingnya Fungsi Iman bagi kehidupan keluarga. Agar kita dapat menempatkan ketaatan kita kepada Allah SWT di atas Segalanya, di atas kecintaan terhadap keluarga, harta, pangkat, kedudukan serta kesenangan atau kebanggaan lainnya.
Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan Ridho-Nya, menerima amal dan Ibadah Kita, Amien
sumber: materi khutbah Idul Adha
0 komentar:
Post a Comment